Profil Desa Patimuan

Ketahui informasi secara rinci Desa Patimuan mulai dari sejarah, kepala daerah, dan data lainnya.

Desa Patimuan

Tentang Kami

Menilik lebih dalam profil Desa Patimuan, Kecamatan Patimuan, Cilacap. Sebuah potret komprehensif tentang potensi pertanian, keunikan akulturasi budaya Jawa-Sunda, serta dinamika pembangunan di gerbang perbatasan Jawa Tengah.

  • Persimpangan Budaya Unik

    Desa Patimuan merupakan titik temu harmonis antara kebudayaan Jawa (Banyumasan) dan Sunda (Ciamis), yang tercermin dalam penggunaan dua bahasa daerah secara berdampingan dan akulturasi kesenian seperti Rampak Kendang.

  • Pusat Agraris dan Inovasi Ekonomi

    Sebagai lumbung padi, desa ini juga memiliki potensi besar pada komoditas jeruk dan hortikultura, serta menjadi lokasi Pasar Desa Pancasila, sebuah model pasar modern yang dikelola secara inovatif oleh pemerintah desa.

  • Dinamika Pemerintahan dan Pembangunan

    Di bawah kepemimpinan yang berupaya mendorong kemajuan, Desa Patimuan menghadapi tantangan tata kelola pemerintahan yang transparan sambil menyongsong peluang besar dari proyek infrastruktur nasional di masa depan.

Pasang Disini

Terletak di ujung barat daya Provinsi Jawa Tengah, Desa Patimuan yang menjadi pusat pemerintahan Kecamatan Patimuan di Kabupaten Cilacap, menyajikan sebuah mozaik kehidupan yang khas. Berada persis di tepi Sungai Citanduy yang menjadi pembatas alami dengan Provinsi Jawa Barat, desa ini tidak hanya menjadi pusat administratif, tetapi juga sebuah episentrum di mana dua kebudayaan besar, Jawa dan Sunda, bertemu dan berpadu secara harmonis. Dengan potensi agraris yang melimpah dan inovasi ekonomi lokal yang terus menggeliat, Patimuan menunjukkan wajah desa yang dinamis di tengah tantangan zaman.

Berdasarkan data Sensus Penduduk 2020 dari Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Cilacap, Desa Patimuan dihuni oleh 8.990 jiwa. Angka ini menjadikan Patimuan sebagai salah satu desa dengan populasi terpadat di kecamatannya, menandakan perannya yang sentral dalam aktivitas sosial dan ekonomi kawasan. Di bawah kepemimpinan Kepala Desa Muttaqin, S.Pd.I, Patimuan terus berupaya mengoptimalkan segala sumber daya yang dimilikinya untuk kesejahteraan masyarakat.

Geografi dan Demografi: Tanah Subur di Persimpangan Budaya

Secara geografis, Kecamatan Patimuan memiliki luas wilayah 7.530 hektare, dengan lebih dari separuhnya, atau sekitar 50,94%, merupakan lahan persawahan yang subur. Kondisi ini secara langsung menopang kehidupan mayoritas warganya sebagai petani. Desa Patimuan, sebagai bagian integral dari kecamatan ini, mewarisi bentang alam serupa yang didominasi oleh hamparan sawah irigasi teknis yang menjadi tulang punggung ketahanan pangan lokal.

Lokasinya yang strategis di perbatasan provinsi menjadikan desa ini sebagai melting pot atau kuali peleburan budaya. Penduduknya merupakan perpaduan antara suku Jawa dan Sunda. Bahasa yang digunakan dalam percakapan sehari-hari pun unik; masyarakatnya fasih menggunakan Bahasa Jawa dengan dialek Banyumasan yang khas ngapak, sekaligus Bahasa Sunda dengan dialek Ciamis. Kemampuan dwibahasa daerah ini menjadi cerminan akulturasi yang telah berlangsung selama beberapa generasi, menciptakan identitas komunal yang unik dan toleran.

Batas wilayah Kecamatan Patimuan yang mengelilingi desa ini ialah Kecamatan Kedungreja di sebelah utara, Kecamatan Gandrungmangu dan Kampung Laut di timur, Segara Anakan di selatan, serta Kabupaten Pangandaran (Jawa Barat) di sebelah barat. Posisi ini menempatkan Desa Patimuan pada jalur penting yang menghubungkan Cilacap dengan wilayah Priangan Timur, memberikan keuntungan dari sisi aksesibilitas dan mobilitas barang serta jasa.

Potensi Ekonomi: Dari Lumbung Padi hingga Jeruk dan Pasar Inovatif

Sektor pertanian merupakan jantung perekonomian Desa Patimuan. Sebagai daerah yang potensial menghasilkan padi, desa ini menjadi salah satu lumbung pangan penting di Kabupaten Cilacap. Selain padi, komoditas pertanian lain yang menjadi andalan dan memiliki potensi besar yaitu tembakau serta hortikultura.

Salah satu potensi yang menonjol namun belum sepenuhnya tergarap secara maksimal ialah agribisnis jeruk. Terdapat lahan perkebunan jeruk seluas kurang lebih 250 hektare di kawasan ini yang menjadi sumber pendapatan signifikan bagi para petaninya. Di samping itu, budidaya sayuran organik dan tanaman hias juga mulai dikembangkan oleh masyarakat. Menyadari potensi ini, Pemerintah Desa Patimuan terus mendorong peningkatan kapasitas para petani.

Dalam sebuah kesempatan, Kepala Desa Patimuan, Muttaqin, S.Pd.I, menyoroti tantangan dalam pemasaran digital. "Masyarakat di Desa Patimuan masih harus meningkatkan kemampuannya dalam memaksimalkan potensi di desa ini. Sayangnya, masyarakat yang potensial tersebut masih ketinggalan dalam penguasaan dan pemanfaatan smartphone untuk online marketing," ujarnya. Hal ini menggarisbawahi adanya kesadaran akan pentingnya transformasi digital untuk mendongkrak ekonomi desa, sebuah visi untuk membawa produk lokal Patimuan menembus pasar yang lebih luas.

Sebagai pusat denyut ekonomi, Desa Patimuan memiliki sebuah pasar desa yang menjadi kebanggaan, yakni Pasar Desa Pancasila. Dibangun di atas tanah desa seluas 1,2 hektare, pasar ini merupakan hasil inovasi pemerintah desa yang ingin menghapus citra pasar tradisional yang kumuh. Dengan mengusung slogan "sehat, bersih dan kekeluargaan", Pasar Desa Pancasila dikelola secara profesional oleh pemerintah desa bersama koperasi pedagang yang beranggotakan sekitar 400 pedagang. Fasilitasnya pun tergolong modern untuk ukuran pasar desa, mencakup area parkir yang luas, radioland, hingga layanan pasar daring (online) yang memungkinkan transaksi digital. Keberadaan pasar ini tidak hanya memutar roda perekonomian, tetapi juga menjadi simbol kemandirian dan kemajuan desa.

Kehidupan Sosial Budaya: Harmoni dalam Kesenian Rampak Kendang

Keunikan Desa Patimuan tidak hanya terletak pada bahasanya, tetapi juga pada ekspresi budayanya. Akulturasi Jawa-Sunda melahirkan sebuah lanskap budaya yang kaya warna. Kesenian tradisional Jawa gagrak Banyumasan seperti Ebeg (kuda lumping) dan wayang kulit hidup berdampingan dengan kesenian yang mendapat pengaruh kuat dari Jawa Barat.

Salah satu wujud difusi budaya yang paling menonjol di Patimuan yakni kesenian Rampak Kendang. Kesenian yang identik dengan budaya Sunda ini telah berkembang dan menjadi bagian dari identitas budaya masyarakat Patimuan. Grup kesenian lokal seperti "Ragil Entertainment" berhasil memadukan dinamisme kendang Sunda dengan unsur-unsur musik Banyumasan, seperti alunan slompret dan senggakan penari yang khas. Perpaduan ini menciptakan sebuah pertunjukan yang energik dan representatif, seringkali tampil dalam berbagai perhelatan budaya dan menjadi hiburan yang dinanti-nantikan oleh masyarakat.

Tradisi gotong royong juga masih kental terasa dalam kehidupan sehari-hari. Tradisi seperti "Njenang", yaitu proses memasak aneka jenang secara bersama-sama untuk keperluan hajatan, masih dilestarikan di beberapa komunitas. Meskipun menghadapi tantangan modernisasi, tradisi semacam ini menunjukkan bahwa ikatan sosial dan solidaritas komunal tetap menjadi fondasi utama kehidupan bermasyarakat di Patimuan.

Pemerintahan dan Pembangunan: Menyongsong Masa Depan

Pemerintahan Desa Patimuan, di bawah kepemimpinan Kepala Desa Muttaqin, S.Pd.I, terus berupaya menjalankan roda administrasi dan pembangunan. Dalam struktur pemerintahannya, kepala desa dibantu oleh jajaran perangkat desa yang meliputi sekretaris desa, kepala urusan, kepala seksi, dan kepala dusun.

Namun dinamika pembangunan tidak selalu berjalan mulus. Salah satu isu terkini yang menjadi perhatian publik ialah pengelolaan dana retribusi Pasar Desa Pancasila. Pada pertengahan tahun 2025, muncul polemik di tengah masyarakat yang menuntut transparansi dan akuntabilitas lebih dari pemerintah desa terkait penggunaan dana tersebut. Isu ini menjadi ujian bagi tata kelola pemerintahan desa dan menunjukkan adanya partisipasi serta kontrol sosial yang aktif dari warga.

Di sisi lain, harapan akan kemajuan infrastruktur berskala besar membentang di masa depan. Rencana pembangunan Proyek Strategis Nasional (PSN) Jalan Tol Gedebage - Tasikmalaya - Cilacap (Getaci) diharapkan dapat memberikan dampak signifikan bagi konektivitas dan pertumbuhan ekonomi wilayah, termasuk Desa Patimuan. Akses yang lebih mudah menuju pusat-pusat ekonomi seperti Bandung dan Cilacap berpotensi membuka peluang baru bagi pemasaran produk pertanian dan pengembangan sektor lainnya.

Fokus pembangunan desa juga diarahkan pada peningkatan kualitas sumber daya manusia melalui pendidikan dan penguatan lembaga kemasyarakatan. Sinergi antara pemerintah desa, Badan Permusyawaratan Desa (BPD), dan lembaga desa lainnya terus didorong untuk merumuskan program-program yang aspiratif dan tepat sasaran, demi mewujudkan Patimuan sebagai desa yang maju, mandiri, dan berdaya saing.